Desa Tangkit Baru

Desa Tangkit Baru
Diberdayakan oleh Blogger.
    • Latest Stories

      What is new?

    • Comments

      What They says?

Baso Patolai tentang kesejahteraan masyarakat Desa Tangkit Baru




Baso Patolai bergegas menemui tiga kawannya. Satu soal penting yang selama ini terus menghantui sarjana peternakan itu akan jadi topik obrolan mereka kala itu. Yakni tentang kesejahteraan masyarakat Desa Tangkit Baru, desa kecil yang berada 20 kilometer di sebelah selatan Kota Jambi. Tangkit Baru yang menjadi tempat tinggal Baso dan kawan-kawannya berada di Kecamatan Ulu Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi.

Desa tersebut dulunya hanya sebuah lahan gambut yang penuh belukar dan genangan air kehitaman. Oleh pemiliknya, penduduk asli Jambi, kawasan itu dianggap tak memberi manfaat sehingga akhirnya ditinggalkan. Tak heran jika perantau asal Bugis ??kaum pendatang?? cukup kesulitan menggerakkan roda perekonomian mereka, apalagi dengan latar kehidupan bahari sebelumnya.

Akhirnya pertemuan empat sekawan pada enam tahun silam itu membuahkan hasil. Setiap orang diantara mereka akan mencari sembilan orang untuk membentuk kelompok. Singkat cerita telah terkumpul 40 orang dan masing-masing kemudian patungan Rp 1 juta sebagai modal. Modal awal tersebut kemudian digunakan membeli tanah 3,5 hektar seharga Rp 35 juta untuk dijadikan kolam ikan. Dengan bantuan Dinas Kelautan dan Perikanan Jambi yang menyumbangkan mesin penggali (excavator), akhirnya terbentuk 40 kolam. Kelompok mereka dinamai Kelompok Perikanan Mina Sukses dengan Baso sebagai ketuanya.

Setelah itu kolam langsung diisi dengan benih ikan patin. Rata-rata modal satu kolam sejak benih dimasukkan sampai panen sekitar Rp 10 juta sampai Rp 15 juta. Rupanya, modal inilah yang belakangan jadi kendala. ??Usaha kami belum bisa berkembang karena masih kesulitan modal,?? kata Baso yang mengambil pendidikan S2 di Universitas Andalas, Padang.

Di saat yang sama, pada 2004 Bank Indonesia (BI) dan Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) tengah mengadakan pelatihan menjadi Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB). Tujuan utamanya adalah membantu UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) untuk memperoleh dana dari bank. Mereka akan dibekali kemampuan menjadi konsultan keuangan.

Maka Baso pun mendaftar sebagai peserta. Setahun setelah itu, selain sebagai pembudidaya patin, Baso juga bertugas sebagai KKMB. Sejak saat itu, Baso giat menjemput modal dari bank demi kelanjutan usaha kelompoknya. ??Saya termotivasi untuk bisa mengakses dana dari bank,?? ujar Baso mengaku.

Berkat semangat membara itulah, pada 2007 Baso berhasil mengakses kredit sekitar Rp 1,4 miliar dari total nilai kredit yang diajukan sebesar Rp 1,9 miliar. Kredit tersebut merupakan realisasi 12 proposal dari 14 proposal yang diajukan. Atas prestasinya, Baso terpilih menjadi KKMB teladan I 2007.

Kini UMKM binaan Baso yang juga peraih Kalpataru Kategori Perintis Lingkungan tingkat Provinsi Jambi pada 2005, mencapai 100 lebih yang tergabung dalam 18 kelompok. Usaha budidaya patin di Tangkit Baru saat ini telah mampu berproduksi 15 ton per hari. Usaha tersebut bahkan telah terintegrasi dengan usaha pembuatan pakan, transportasi, pembenihan sampai ke pengolahan patin, yakni abon ikan patin dan salai ikan patin skala rumah tangga.
Senjata Lawan Kemiskinan
Kisah sukses Baso mendapatkan pinjaman modal dari bank juga diikuti oleh dua KKMB lainnya, Sulaeman dan Suci Nur Laila. Sulaeman, sarjana ekonomi yang sehari-hari menjadi pengajar sosiologi di Sumatera Utara ini berpredikat sebagai KKMB sejak 2005. Pada 2007 dia berhasil memperoleh kredit sebesar Rp 430 juta dari total kredit yang diajukan senilai Rp 13,13 miliar. Proposal yang disetujui adalah 2 dari 9 proposal yang diajukan.

Sedangkan Suci, penerima penghargaan KKMB Teladan III, berhasil merealisasikan kredit UMKM sebesar Rp 310 juta yang berasal dari 12 proposal UMKM binaan di Sidoharjo, Jawa Timur. Di wilayah tersebut, Suci yang juga aktif di LSM membantu kaum perempuan mencari tambahan penghasilan. Yaitu dengan menumbuhkan industri pengolahan hasil perikanan seperti kerupuk ikan.

Para KKMB menurut Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan ?C DKP,  Martani Huseini sengaja dibentuk demi melayani UMKM, kaum akar rumput yang miskin modal. ??Tugas utama mereka melatih UMKM berhubungan dengan pendanaan. Karena itu dia harus mengerti soal teknis dan perbankan,?? kata Martani.

www.trobos.com

About Cucu Fetta Fuang

Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.

Tidak ada komentar:

Leave a Reply

Mengenai Saya

Foto saya
jambi, Indonesia
Cucu fetta fuang (asekku') berdarah bugis tulen, lahir dalam keluarga petani yang sederhana di sebuah Desa Tangkit Baru dimana tempatku itu mayoritas penduduknya suku bugis, saya menulis dan menyalin sejarah Desa Tangkit Baru dikarenakan saya mencintai kampung halamanku agar esok generasi yang akan datang dapat mengetahui sejarah berdirinya desa ini.


Top