Desa Tangkit Baru

Desa Tangkit Baru
Diberdayakan oleh Blogger.
    • Latest Stories

      What is new?

    • Comments

      What They says?

SEJARAH BERDIRINYA PONPES RAUDHATUL MUHAJIRIN

Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Raudhatul Muhajirin di Desa Tangkit Baru

Gambar: Pondok Pesantren Raudhotul Muhajirin 2024.

Desa Tangkit Baru dibangun dari dasar hutan lebat dan rawa-rawa hingga sampai menjadi sebuah desa yang cukup dikenal, baik di daerah maupun pusat. Pembangunan Desa Tangkit Baru tersebut berpedoman di atas dasar Agama, dan atas dasar Agamalah yang menjadi pedoman akan melahirkan keyakinan bahwa segala rencana/pelaksanaan yang jujur, semata-mata karena Allah, akan dikabulkan sesuai maksud dan tujuan seseorang.

Sama halnya dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, azas utamanya adalah Agama. Hal ini tercermin dalam sila pertama Pancasila: "Ketuhanan yang Maha Esa". Bila seseorang mengamalkan sila pertama dengan sungguh-sungguh, maka jelas sila-sila lainnya pun ikut diamalkan karena sila pertama adalah induk dari sila lainnya.

Pembangunan Desa Tangkit Baru memprioritaskan bidang Agama dan Pendidikan, disamping pembangunan sarana jalan, parit, pertanian, hingga perikanan dan koperasi. Namun pada kesempatan ini, admin akan memfokuskan pada bidang pendidikan agama yang menjadi prioritas utama Syekh Muhammad Sa’id dengan penuh rasa tanggung jawab.

Pendidikan yang Dimulai oleh Syekh Muhammad Sa'id

Pada masa beliau, pendidikan dibagi dalam dua jalur:

  1. Pendidikan Agama Swasta (Pondok Pesantren)
  2. Pendidikan Umum (SD Negeri) yang dibangun pemerintah tahun 1983

Selain itu, SMP Negeri 46 Muaro Jambi juga dibangun pada tanggal 10 Juni 2010, setelah masa beliau.

Pondasi Awal Pondok Pesantren

Pada awal tahun 1973, Syekh Muhammad Sa’id memulai pendidikan agama malam hari selepas sholat Isya' dan tengah hari sesudah bekerja. Pengajian dimulai dengan mempelajari Tafsirul Qur'an dari Juz Pertama, diikuti oleh putra-putra beliau dan anak-anak sekitar. Selain itu, beliau juga mengajarkan Bahasa Arab dan kitab-kitab agama lainnya.

Tempat pengajian dilakukan di Bola Lampe (Lihat gambar di bawah) atau disebut juga bedeng penampungan, di mana para santri hanya duduk di lantai.

Bola Lampe - Tempat Pengajian Awal

Gambar: Bola Lampe (Bedeng Penampungan), tempat pengajian awal para santri.

Gambar: Putra Pertama Syekh Muhammad Sa'id yaitu Maulana Al-Hajji Abdus Shomad ( Puang Petta Haji Billa' beserta santri lain di Pondok Penampungan atau Bola Lampe Parit 2.

Pembangunan Musholla dan Madrasah

Di akhir tahun 1973, pemerintah memberikan bantuan berupa sebuah Surau (Musholla) yang dibangun di Parit 04, di samping rumah Syekh Maulana Abdul Hamid Tajul Karomah (Puang Petta Khaidir Bau'). Pengajian tetap dilakukan setiap malam setelah sholat Isya'. Seiring bertambahnya santri, dibangunlah madrasah darurat dengan meja dari kayu bulat, atap dari daun alang-alang, dan dinding dari daun nipah dan kulit kayu durian hutan.

Karena tidak layak pakai, madrasah tersebut dipindahkan sementara di bawah rumah panggung milik Syekh Maulana Abdul Kabir Shohibul Khutubi Tsalasi (Puang Petta Haji Dunni).

Resmi Berdiri: Raudhatul Muhajirin

Pada tahun 1976, Syekh Muhammad Sa’id memprakarsai pendirian lembaga pendidikan Islam dengan jenjang Madrasah Ibtidaiyah yang diberi nama Raudhatul Muhajirin. Proses belajar masih dilakukan di Surau/Musholla bernama Nurullah karena keterbatasan dana.

Setahun kemudian dibuka jenjang lanjutan: Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 tahun. Berkat dukungan masyarakat, beberapa tahun kemudian berhasil dibangun gedung madrasah semi permanen seluas 432 m² dengan enam lokal.

Gambar: Gedung Madrasah Aliyah Raudhatul Muhajirin tahun 1988.

Yayasan Pondok Pesantren Raudhatul Muhajirin - Pengurus

Pendiri Yayasan Pondok Pesantren Raudhatul Muhajirin

Yayasan Pondok Pesantren Raudhatul Muhajirin didirikan oleh Syekh Muhammad Said ibn Syekh Muhammad Yunus yang diwakilkan kepada 4 putranya, sebagai berikut:

  1. H. Andi Tolla Petta Billa
  2. H. Andi Bahru Petta Jaga
  3. Drs. H. Andi Sanisyu Petta Dunni
  4. H. Andi Pawellangi Petta Kasau

Pada tahun 2019, dilakukan pembaharuan akte notaris dan pembinaannya terdiri atas 5 orang yang memiliki tugas menjadi pengurus dari para pendiri, di antaranya:

  1. Andi Martunis Petta Haidir Bau
  2. Andi Abdussalam Petta Maula
  3. Drs. Andi Pajung Petta Zulaifi
  4. Hj. Siti Arifah dg. Tasa'na
  5. Hj. Anisah dg. Masoji

Catatan Tambahan

Musholla yang dulu berada di samping kediaman Syekh Maulana Abdul Hamid Tajul Karomah pernah diangkat ramai-ramai oleh warga dari RT 04 ke RT 05. Bekas lokasi musholla itu kini dijadikan lapangan pencak silat Al-Karamah.

Bermula dari Ladang Nanas

Gambar: Pondok Pesantren Raudhatul Muhajirin Parit 5/Rt 5 tahun 2012.

Drs. H. Andi Sanisuyu atau Maulana Al-Hajji Abdul Kabir Shohibul Kutubi Tsalasa putra ke 3 Syekh Muhammad Sa'id selaku salah seorang pendiri Pondok Pesantren Raudhatul Muhajirin mengungkapkan di dalam catatan beliau semasa hidupnya, latar belakang berdirinya Ponpes Raudhatul Muhajirin ialah ketika tahun 1968 seorang warga Sulawesi Selatan yang berhijrah ke Jambi.

Syeikh Muhammad Said bin Muhammad Yunus (Fuang Muhammad), beserta rombongan tiba di Jambi dan membuka lahan pertanian nanas seluas 1500 hektar di Kampung Baru Tangkit, sekitar 10 km dari pusat kota Jambi atas bantuan pemda setempat.

Setelah menetap lebih kurang delapan tahun di sana, tepatnya tahun 1976, Syeikh Muhammad memprakarsai dibentuknya suatu lembaga pendidikan yang berorientasi ke Islam dengan jenjang pendidikan Madrasah Ibtidaiyah. Atas prakarsanya juga, madrasah itu kemudian diberi nama Raudhatul Muhajirin.

Proses belajarnya sendiri waktu itu masih berlangsung di Surau (mushalla), karena masyarakat waktu itu belum mampu membangun sarana yang permanen. Setahun kemudian, dibuka pula sekolah lanjutan tingkat pertama yakni Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 tahun.

Setelah beberapa tahun berjalan, atas dukungan masyarakat sekitar akhirnya berhasil dibangun sebuah gedung madrasah semi permanen yang terdiri dari enam lokal dengan luas bangunan seluruhnya 432 m2. Tahun 1988, pendidikan di lingkungan ponpes Raudhatul Muhajirin pun semakin berkembang, setelah Madrasah Aliyah dibentuk.

Semoga sejarah ini menjadi penyemangat kita dalam membangun generasi Qur'ani di Desa Tangkit Baru.

About Andi Amirullah (Petta Arullah)

Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.

Tidak ada komentar:

Leave a Reply

Mengenai Saya

Foto saya
jambi, Indonesia
Andi Amirullah (Petta Arullah) asekku' berdarah bugis tulen, lahir dalam keluarga petani yang sederhana di sebuah Desa Tangkit Baru dimana tempatku itu mayoritas penduduknya suku bugis, saya menulis dan menyalin sejarah Desa Tangkit Baru dikarenakan saya mencintai kampung halamanku agar esok generasi yang akan datang dapat mengetahui sejarah berdirinya desa ini.


Top