Desa Tangkit Baru

Desa Tangkit Baru
Diberdayakan oleh Blogger.
    • Latest Stories

      What is new?

    • Comments

      What They says?

MASJID SAIIDIYAH TANGKIT BARU

Masjid “Saiidiyah” di Desa Tangkit Baru

Masjid Saiidiyah Tangkit Baru

"Saiidiyah" berasal dari bahasa Arab السعيدية, yang dinisbatkan kepada nama Sa’id, seorang ulama besar dan pendiri kehidupan ruhani di Desa Tangkit Baru.

Dalam bahasa Arab, akhiran “-iyah” (ـية) digunakan untuk menunjukkan hubungan, afiliasi, atau asal-usul. Maka dari itu, “Saiidiyah” bermakna “yang berkaitan dengan Syekh Muhammad Sa'id.”

Penamaan Masjid Saiidiyah adalah bentuk penghormatan kepada beliau, sekaligus sebagai pengingat bahwa masjid ini berdiri atas dasar ilmu, doa, dan perjuangan beliau dalam membina masyarakat secara spiritual maupun sosial.

Masjid Saiidiyah ini pada awalnya berada di samping kediaman Syekh Maulana Abdul Hamid Tajul Karomah (dikenal sebagai Puang Petta Khaidir Bau). Pada masa itu, masjid ini bernama Mushola/Masjid terpampang nama Masjid Nurullah, dan masjid ini terbuat dari papan kayu tanpa cat dan beratap seng, dan bangunan jenis panggung khas Sulawesi Selatan.

Kemudian, atas inisiatif dan semangat gotong royong masyarakat, masjid ini diangkat dan dipindahkan secara manual ke lokasi yang sekarang, dengan cara diangkat beramai ramai dari Rt 04 hingga ke RT 05. Proses pemindahan ini menjadi momen kebersamaan yang sangat bersejarah bagi warga Desa Tangkit Baru.

Setelah masjid berpindah lokasi, Nama Masjid Nurullah di ganti menjadi Masjid Saiidiyah dan bekas tempat Masjid tersebut dijadikan sebagai lapangan pencak silat untuk Perguruan Seni Bela Diri AL-KARAMAH yang di pimpin langsung oleh Syekh Maulana Abdul Hamid Tajul Karomah dan di bantu oleh Santri santri senior, yang juga masih terhubung dengan nilai-nilai yang diajarkan oleh Syekh Muhammad Sa’id dan keturunannya. Lapangan ini sering menjadi tempat pertandingan dan latihan pencak silat antarperguruan, menjadi bagian dari pembinaan generasi muda dalam semangat keislaman dan kebudayaan. Adapun tehnik silat yang di ajarkan penggabungan dua guru namun kita akan bahas ini di tread berikutnya.

About Andi Amirullah (Petta Arullah)

Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.

Tidak ada komentar:

Leave a Reply

Mengenai Saya

Foto saya
jambi, Indonesia
Andi Amirullah (Petta Arullah) asekku' berdarah bugis tulen, lahir dalam keluarga petani yang sederhana di sebuah Desa Tangkit Baru dimana tempatku itu mayoritas penduduknya suku bugis, saya menulis dan menyalin sejarah Desa Tangkit Baru dikarenakan saya mencintai kampung halamanku agar esok generasi yang akan datang dapat mengetahui sejarah berdirinya desa ini.


Top