Most Popular
This Week
Putra - Putra Syekh Muhammad Sa'id
Syekh Muhammad Sa’id (Puang Muhammad), ulama dan tokoh perintis Desa Tangkit Baru Putra-Putra Syekh Muhammad Sa’id N...
BOLA HALUWA' (Tempat Berkhalwat)
Bola Haluwa' – Tempat Khalwat di Tangkit Baru Maulana Al-Hajji Abdul Kabir Shohibul Kutubi Tsalasa (Puang Petta Haji Dunni) Bola Ha...
ASAL USUL NAMA DESA TANGKIT BARU
Desa Tangkit Baru adalah nama yang baru setelah adanya pemekaran, Nama desa tangkit baru adalah jelmaan dari kampung baru RT 05 tangkit ya...
Arsip Tangkit Baru
Pelantikan Kepala Desa Pertama Drs. H. Andi Sanisiyu (Puang Petta H.Dunni) Di Pondok Pesantren Raudlatul Muhajirin Oktober 1988 ...
Pembukaan FASI ke-XVII Tingkat Desa Tangkit Baru
Remaja Masjid Saiidiyah - Pembukaan FASI ke-XVII Tingkat Desa Tangkit Baru Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI): Semangat Membentuk Gener...
KUNJUNGAN PEJABAT PENTING DI PONPES RAUDHATUL MUHAJIRIN
Hari Bersejarah untuk Pondok Pesantren Raudhatul Muhajirin Tangkit Baru, Kamis (10/10) — Peristiwa penting bagi warga dan sant...
SEJARAH BERDIRINYA PONPES RAUDHATUL MUHAJIRIN
Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Raudhatul Muhajirin di Desa Tangkit Baru Gambar: Pondok Pesantren Raudhotul Muhajirin 2024. Desa Ta...
BELAJAR KALIGRAFI SANGGAR ZULAIFI TANGKIT BARU
Sanggar Kaligrafi Petta Zulaifi Menyalurkan bakat & memperdalam seni kaligrafi Islam — berlokasi di Desa Tangkit B...
MASJID SAIIDIYAH TANGKIT BARU
Masjid “Saiidiyah” di Desa Tangkit Baru "Saiidiyah" berasal dari bahasa Arab السعيدية , yang dinisbatkan kepada nama Sa’id ,...
TULI MARIO
Jenis Produksi : Dodol Nenas, Dodol Nenas Goreng Alamat : Jl. Syech Muh. Said I No.72 Rt 03 Rw 02 Desa Tangkit Baru, Kecamatan ...
Popular Posts
Latest Stories
What is new?
Comments
What They says?
Latest News
PETANI DESA TANGKIT BARU ENGGAN BERKEBUN SAWIT
Andi Aloy (56) yang awalnya menanam kepala sawit disela-sela kebun nanasnya, kini mulai menebas seluruh pohon kelapa sawit seluas 1,5 hektar miliknya. “Dulu ketika berbuah pasir kembangnya cukup lebat. Setelah berumur enam tahun semua kembangnya berguguran,” ujar Aloy kepada Media Jambi, Kamis (19/4).
Menurutnya, daripada berlarut-larut dan tanaman nanas yang ada disela-sela kelapa sawit malahan mati, lebih baik kelapa sawitnya saja yang ditebas, dan membudidayakan nanas disamping kolam ikan. “Dulu saya tergiur menanam kelapa sawit karena melihat di daerah lain hasilnya sangat menjanjikan. Ternyata setelah dicoba disini struktur tanahnya tidak cocok,” jelas Aloy yang sudah lima kali memanen TBS.
Hasil TBS yang dihasilkan kualitasnya juga tidak bagus dan harga di tingkat petani juga rendah hanya Rp 1.200/kg. Karena, rendemen TBS yang tumbuh di tanah gambut lebih rendah dari daerah lain. “Kalau harga TBS di Sungai Bahar mencapai Rp 1.900/kg tapi kalau disini hanya Rp 1.200/kg,” katanya.
Karena itu dia lebih memilih berkebun nanas karena dalam sehektar bisa menghasilkan 800-1.000 butir dengan harga jual Rp 1.000/butir. Dan saat ini dinilainya sudah cukup. Selain itu biaya perawatan nanas tidak begitu sulit. ”Kelapa sawit harus dipupuk, lebih repot dan hasilnya tidak memuaskan,” ucap warga asal Sulawesi Selatan ini yang merantau ke Jambi tahun 1986 ini.
Menanggapi masalah ini Ketua Asosiasi Pekebun Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Muhammad mengatakan struktur tanah sangat berpengaruh terhadap tanaman kelapa sawit. ”Ada perbedaan rendeman antara daerah dataran tinggi dengan tanah berawa. Sehingga berpengaruh terhadap harga,” ujarnya.
Mengenai adanya petani yang menebas kelapa sawit karena tidak berbuah optimal, ini disebabkan bibit yang ditanam tidak berkualitas. Jika kualitas bibit bagus akan berbuah baik. Sebagai contoh di daerah Rantau Rasau juga bergambut tapi hasilnya bagus. ”Saya rasa bibit yang ditanam itu bibit asalan, karena tergiur dengan harga murah,” ujar Muhammad usai Rapat harga TBS di Dinas Perkebunan Provinsi Jambi.
Dikatakannya, berkebun kelapa sawit jika dirawat dengan baik akan sangat menjanjikan. Apalagi harga TBS saat ini yang mulai naik. ”Coba lihat petani kelapa sawit di daerah-daerah penghidupannya cukup mewah. Rumah gedung, memiliki mobil keluaran terbaru,” ujarnya.
Tapi katanya jika tidak dirawat maka kelapa sawit tidak akan berbuah secara optimal. Perlu pemupukan secara rutin, areal harus bersih. Namun kendala yang dihadapi petani saat ini sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi. Apalagi saat ini harga naik tapi buah track. ”Petani juga tidak menikmati hasil yang optimal,” ujarnya.
Sumber : Media Jambi.com
About Andi Amirullah (Petta Arullah)
Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.
Mengenai Saya
- Andi Amirullah (Petta Arullah)
- jambi, Indonesia
- Andi Amirullah (Petta Arullah) asekku' berdarah bugis tulen, lahir dalam keluarga petani yang sederhana di sebuah Desa Tangkit Baru dimana tempatku itu mayoritas penduduknya suku bugis, saya menulis dan menyalin sejarah Desa Tangkit Baru dikarenakan saya mencintai kampung halamanku agar esok generasi yang akan datang dapat mengetahui sejarah berdirinya desa ini.
Tidak ada komentar: