Desa Tangkit Baru

Desa Tangkit Baru
Diberdayakan oleh Blogger.
    • Latest Stories

      What is new?

    • Comments

      What They says?

FANGEMPANG LOPPO'E ( Empang Besar )

Pangempang LoppoE
Dari berbagai bentuk usaha yang dikelola oleh masyarakat desa Tangkit Baru, namum belum dianggap berhasil pada masa itu untuk memenuhi hidup sehari-hari, sehingga masih memancing rasa gairah untuk membuka lagi jalur lain yang dianggap belum pernah diadakan percobaan, ternyata masih ada jalur usaha yaitu memelihara ikan.
    Untuk memelihara ikan, diadakanlah suatu percobaan dengan membuat empang pada bagian yang rendah "RAWA" dipinggir sungai, empang percobaan ini merupakan empang raksasa yang berukuran 300X300 depa = 9000 depa bujur sangkar atau dengan ukuran keliling 1200 depa. pembuatan empang tersebut talah menelan waktu selama 3 tahun namun belum selesai juga pembuatannya secara sempurna, melihat keadaan empang tersebut yang belum terselesaikan tetapi telah dapat diperkirakan bahwa ikan yang dapat terjaring didalamnya tidak kurang lebih dari 1 ton dan pada akhir tahun 1985 (pada masa itu) diperkirakan ikan yang dapat terjaring diperkirakan 2 kali lipat, selain dari pada itu masih banyak juga empang-empang yang dibuat dengan bermacam-macam ukuran.
    Dalam rangka pengembangan dan peningkatan usaha perikanan, maka pada tahun 1992 Puang Petta Haji Dunni (Penulis sejarah) mengadakan pertemuan dengan Kepala Dinas Perikanan Tingkat I Jambi di Telanai Pura Jambi, hasil pertemuan tersebut mendapatkan bantuan Rp.60.000 (Enam Puluh Ribu Rupian). Bantuan tersebut digunakan untuk pembelian papan Bakuling, kemudian Puang Petta Haji Dunni membuat disekitar atau disamping sebelah utara kediaman beliau di parit 8 yang sekarang menjadi makam tempat peristirahatan terakhir beliau dengan ukuran luas 3X8 meter yang berkedalaman 1,5 meter, dan papan yang dibeli tadi digunakan sebagai dinding didalam kolam agar ikan tidak membuat lubang dipinggir kolam.
    Pada tanggal 27-10-1982 Kepala Dinas Perikan Tingkat I Jambi, bersama 4 orang staf datang mengisi bibit ikan sejumlah 25 ekor atau dengan berat 5 kg, ikan tersebut adalah induk ikan keli/lele untuk, ikan tersebut sampai 2 tahun lebih tepatnya pada tanggal 1 Januari 1985 pada masa itu belum dapat di pastikan hasilnya dikarenakan kolam tersebut tidak diberi alas papan sehingga pada saat pengambilan ikan langsung terjun masuk kedalam lumpur, ikan lele ini hanya dapat dilihat sewaktu-waktu ketika hujan akan turun saja dikarenakan ikan lele ini secara berganti-gantian muncul pada permukaan air. Dengan prilaku ikan sedemikian ini menjadi bertanda bahwa hujan akan turun dan disinyalir hujan akan turun dengan lebatnya.
    Empang yang diharapkan dapat berproduksi hanyalah empang dengan sistim ikan masuk dengan sendirinya yang tidak perlu diisi dengan ikan seperti : ikan mujair, ikan mas, ikan lemak dan sebagainya, empang seperti ini hanya sedikit mendapat kesulitan pengawasan dikarenakan berjauhan dengan tempat tinggal terutama dimusim kemarau, kesulitan tersebut seperti adanya binatang Berang-berang yang datang secara bergerombolan memakan ikan dan prilaku berang-berang ini sifatnya memilih ukuran makanan dan ikan yang dimakan adalah ikan yang berukuran besar, binatang ini sulit diusir dan dibunuh sebab hanya datang pada waktu-waktu tertentu saja yaitu pada malam hari.

About Cucu Fetta Fuang

Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.

Tidak ada komentar:

Leave a Reply

Mengenai Saya

Foto saya
jambi, Indonesia
Cucu fetta fuang (asekku') berdarah bugis tulen, lahir dalam keluarga petani yang sederhana di sebuah Desa Tangkit Baru dimana tempatku itu mayoritas penduduknya suku bugis, saya menulis dan menyalin sejarah Desa Tangkit Baru dikarenakan saya mencintai kampung halamanku agar esok generasi yang akan datang dapat mengetahui sejarah berdirinya desa ini.


Top