Most Popular
This Week
ASAL USUL NAMA DESA TANGKIT BARU
Desa Tangkit Baru adalah nama yang baru setelah adanya pemekaran, Nama desa tangkit baru adalah jelmaan dari kampung baru RT 05 tangkit ya...
TULI MARIO
Jenis Produksi : Dodol Nenas, Dodol Nenas Goreng Alamat : Jl. Syech Muh. Said I No.72 Rt 03 Rw 02 Desa Tangkit Baru, Kecamatan ...
PETA DESA TANGKIT BARU
Peta Desa Tangkit Baru Ringkasan
CARA PEMBUATAN SELAI NANAS GORENG
Proses pertama dalam pembuatan selai nenas goreng adalah menyiapkan bahan-bahnya yaitu nenas, tepung terigu, gula, garam, air, mentega dan...
PONPES RAUDHATUL MUHAJIRIN
Hari itu, Kamis (10/10) siang, benar-benar menjadi hari bahagia bagi masyarakat Kampung Tangkit Baru Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muar...
LETAK, BATAS DAN LUAS DAERAH DESA TANGKIT BARU
http://tangkit-baru.4ulike.com Desa Tangkit Baru terletak disebelah timur kota jambi dengan jarank jauh 16 kilo meter dan lebih kura...
Mattaratio ( Memikat burung ayam-ayam/ruak-ruak )
Kegiatan unik yang sering dilakukan anak-anak Desa Tangkit Baru pada malam hari ialah mattaratio, mattaratio adalah ungkapan bug...
DAFTAR KEPALA DESA TANGKIT BARU
Desa Tangkit Baru semula hanya merupakan sebuah RT 5 Kampung Baru Tangkit, Kemudian diberi nama menjadi RT 5 Kampung Baru Tangkit dan t...
Arsip Tangkit Baru
Pelantikan Kepala Desa Pertama Drs. H. Andi Sanisiyu (Puang Petta H.Dunni) Di Pondok Pesantren Raudlatul Muhajirin Oktober 1988 ...
JAYA NDAH
Jaya Indah Jenis Produksi : Selai Nenas Goreng, Rambutan Goreng, Selai Pisang Goreng, Kacang Sembunyi, dan Ikan Teri. Alamat ...
Popular Posts
Latest Stories
What is new?
Comments
What They says?
Latest News
PEMBUATAN DASAR JALAN RAYA DIDESA TANGKIT BARU
PEMBUATAN JALAN RAYA
setelah berjalan salama 1 tahun Puang Petta haji dunni "penulis"
tinggal di parit no 2 dimana saat itu telah masuk bulan puasa. Shekh
Muhammad Said "Pimpinan" setelah selesai shalat berjamaah isya' dengan
mengingat jauhnya masjid tempat mereka sholat jum'at Shekh Muhammad Said
berkata dan memberi pertimbangan kepada rombongan penulis dengan ucapan
" kalau kita memperhatikan tentang jauhnya masjid tempat kita sholat
jum'at dimana kita harus menempuh jalan belukar sejauh kurang lebih 6km,
bagaimana kalau dibulan puasa ini kita manfaatkan untuk bergotong
royong dengan arti kata tidak memaksakan tenaga agar kita bisa berjalan
dengan aman, tidak terganggu dan tidak terhambat oleh belukar, kita
bersihkan agar kaki tidak terkena kayu dan jika perlu diusahakan sampai
dapat dilewati dengan sepeda" Anjuran beliau mendapat kesekapatan
bersama, Meskipun dekat rumah kepala Desa Tangkit "Pak GIMIN" pada waktu
itu masih merupakan kebun para (kebun karet) belum ada jalan yang bisa
di lewati terpaksa dahulu meminta bantuan kepada Kepala Desa Tangkit
"Pak GIMIN" agar dapat mengijinkan mereka dengan membuat jalan dengan
memulai dari simpang Tangkit sekarang ini.Dengan adanya izin pak gimin
penulis bersama rombongan, dibuatlah dasar jalan tersebut sepanjang
kurang lebih 6km, sampai diparit no 2 tempat bendeng penampungan
rombongan penulis. (pembuatan jalan ini tidak ada orang lain ataupun
rombongan lain yang turut membantu selain rombongan penulis).
Alat yang digunakan bergotong royong di antara lain: Parang Panjang,
kapak,cangkul,linggis,gergaji pasangan(gergaji pemotong kayu yang
dilakukan 2 orang secara manual untuk memotong kayu-kayu besar).
dikarenakan pada waktu itu kayu-kayu besarnya mulai dari sebesar derum
dipotong-potong kemudian digelendeng/digulingkan bersama2 kepinggir
jalan, sedangkan yang besarnya melebihi derum, hanya dibersihkan dahan
sebagian. Shekh Muhammad Said pimpinan rombongan tidak pernah tidak
hadir/alfa dalam proses kegiatan gotong royong ini dan malah beliau
selalu mendahului para rombongan penulis. segala sesuatu permasalahan
tidak pernah bertindak sendiri, melainkan meminta pendapat kepada semua
anggota yang dipimpinnya.
Setelah gotong royong ini berjalan
lancar pada bulan puasa diatur secara bertahap dimulai dari simpang
tangkit sekarang ini hingga sampai disurau, disinilah pada saat sampai
surau mulailah rombongan Shekh Muhammad Said terbentur dengan
batang-batang kayu yang begitu besar yang dipotong kurang lebih dari
satu meter dan hanya digelendeng/diguling-gulingkan karena sungguh
begitu besar dan sangat berat, dimana pada saat itu terik matahari yang
sangat panas dan rombongan Shekh Muhammad Said sedang melaksanakan
ibadah puasa, terpaksa semua rombongan pada saat itu langsung
beristirahat, ada yang duduk di sekitar kayu-kayu bekas penebangan dan
ada pula yang sedang duduk-duduk di atas batang kayu yang begitu besar,
pada waktu peristirahatan tersebut ada seorang yang usianya sudah cukup
tua yang leawt didepan para rombongan, orang tua tersebut tinggal
diparit 1, diluar para rombongan dengan tidak segan-segannya berkata "
Adakah kantor Gubernur didalam hutan sana sehingga kamu-kamu sedemikian
rupa untuk membuat jalan " Dengan ucapan itu satu diantara rombongan
penulis yang emosinya segera meluap dengan mengatakan "Apakah orang tua
itu menghina kami?" dengan segera Shekh Muhammad Said menjawab "Apa yang
sudah aku katakan apapun yang terjadi baik pada rombongan kita maupun
atas pribadi kita, kita harus bersabar karena itu adalah semua cobaan
yang seandainya kita tidak bisa bertahan maka jelas pembangunan kita ini
tidak akan tercapai, yang penting kita bekerja karena Allah membangun
demi kepentingan Ummat bukan semata-mata untuk kepentingan diri-sendiri,
lagi pula dibulan puasa ini adalah bulan dimana tentunya hanya kita
berusaha beramal dan membersihkan jiwa kita dari segala kotoran bathin"
beliau menambahkan pula kata-kata " Yang penting bagi kita sekarang ini
hutan belantara itu dengan tekat bulat menjadikan sebuah desa yang
tentunya kita mengharapkan orang lain melainkan kita sendiri dan kalau
perlu kita buat pernyataan bersama dan diketahui kepala desa. bahwa kami
tidak akan mundur tanpa adanya realisasi dalam dalam pembangunan ini,
sebab jika di analisa kata kata orang tua tersebut memang adalah benar
sebab bagaima pemikiran seseorang yang akan membuat jalan raya sepanjang
itu, sedangkan jumlah anggota rombongan hanya 18 orang saja"
demikianlah tutur belia dalam memadamkan emosi tersebut.Oleh karena itu
Alhamdulillah, berkat nasehat,petunjuk dan pengarahan beliu, gotong
royong berjalan lancar dan anggota masih tetap dalam keadaan sehat saja.
setelah gotong royong membuat jalan dari simpang tangkit keparit
nomer 2 berlangsung selama 2 bulan, maka para rombongan berhasil
meneruskan pembangunan jalan tepat ditempat penampungan mereka, dengan
demikian hubungan kedesa Tangkit dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
sudah cukup lancar dengan berjalan kaki. Akan tetapi masih ditemukan
kesulitan dalam memenuhi keperluan bila hal tersebut harus setiap hari
berjalan kaki ke desa tangkit yang jauhnya kurang lebih 6km dan memikul
barang-barang yang sudah di beli itu. Mempehatikan hal ini maka penulis
bersama rombongan berusaha membeli sepeda bekas dengan cara membuat
arisan, setelah uang terkumpul di undi siapa yang duluan mendapat arisan
tersebut supaya mereka harus membeli sepeda dari hasil arisan, maka
anggota-angota dari rombongan sudah ada beberapa orang mempunyai sepeda
selama arisan berjalan.
Dengan adanya sepeda, maka hubungan
tersebut semakin lancar, bukan hanya ketangkit namun juga kepasar jambi
(kota), dengan adanya sepeda produksi ubi sudah dapat terjual kepasar
dengan membonceng sendiri, tindakan ini juga dilakukan oleh penulis pada
waktu itu mengangkut dan sebagainya dalam 1 priode. setelah itu
penanaman ubi pada priode berikutnya sudah diselang-selingngi dengan
tanaman nanas.
Pada tahun 1972 pembangunan dasar jalan
dekerahkan kembali oleh pimpinan Syehk Muhammad Said menyambung jalan
dari parit no 2 keparit 10 "Mengarah keDesa Sungai Terap" cara pembuatan
jalan keparit no 10 ini terlebih dahulu diadakan penebangan kayu-kayu
pada sisi kanan dan kiri rintisan yang telah dibuat sebelumnya. Adapun
jalan dasar yang dibuat pada dasar pertama hanya 3 meter, pada pembuatan
pertama memang sangat sulit karena Air(rawa-rawa) yang begitu luas dan
ketinggian air rata-rata 20-40cm baik di belukar maupun dihutan.
Mengingat pembuatan jalan cukup digenangi air, maka Pimpinan
menganjurkan agar kayu-kayu yang lurus yang besarnya seperti batang
kelapa agar di atur serapi mungkin deletakkan pada sisi kanan dan sisi
kiri dari luas/lebarnya jalan, setelah itu di beri patok agar tidak
bergerak pada tempatnya dan pembuatan jalan ini terlihat lurus.
ditengah
jalan ini antara kedua batang tersebut hanya dimasukkan dedauanan
"daun", ranting-ranting kayu dan sisi-sisa bekas penebangan kemudian
diisi ditengah kedua batang tersebut, setelah permukaan jalan sudah sama
tinggi/sejajar dengan batang yang telah diletakan tadi lalu kemudian
dihamburi dengan lumpur yang di ambil dalam air. dengan hamburan lumpur
sudah merata sehingga sudah menyerupa jalan, dan lumpur yang dibuat
sebagai alat dasar jalan ini tidak boleh dipijak selama belum kering
sama sekali, disamping itu hal menarik adalah pembuatan jalan raya ini
banyaknya ikan disamping/dipinggir jalan ini sehingga pada waktu itu
para rombongan tidak perlu membeli ikan lagi. cukup memasang pancingan
ikan pada sisi jalan itu.
Setelah kurang lebih dari 3 bulan
gotong royong berlangsung pembuatan jalan raya ini telah sampailah ke
parit no.10 (ujung Desa Tangki Baru)rintisan yang pertama. Dalam
melancarkan pembangunan Desa Tangkit Baru tanpa adanya istirahat maka
sarana lalu lintas dari Simpang Tangkit sampai diparit no 10 sudah dapat
lancar khusus berjalan kaki, dalam pembangunan ini sekalipun tidak
pernah mendapat bantuan dari pihak lain berupa apapun. Namun ada
beberapa orang diluar sama yang mensinyali dan berduga bahwa pembangunan
Desa ini pasti akan menjadi sia-sia.
Mengingat penderitaan
tersebut yang telah betul-betul dapat berhasil melahirkan suatu
eksistensi nyata, merombak hutan menjadi sebuag Desa. ditengan padang
yang penug dengan air dan berlumpur, dapat tercipta menjadi saluran lalu
lintas baik sepeda, motor bahkan mobil sesekalipun sudah berlalu
lalang. Oleh karena itu secara terburu-buru penulis (Puang Petta Haji
Dunni) untuk membuat suatu sejarah sebagai kenangan masa lampau yang pas
mengenai penulis bersama rombongannya dibawah pimpinan dan asuhan Syekh
Muhammad Said bin Muhammad Yunus.
Pada tahun 1973 setelah
pembangunan berjalan selama 5 tahun bapak gubernur kepala daerah tingkat
1 jambi mengadakan Hari Kerida Tani yang pertempat pasar los tangkit
sekaligus mengadakan perlombaan Tani se propinsi jambi. Ternyata pada
perlombaan tersebut dinilai sebagai juara 3 dan mendapatkan sebuah Radio
yang mana saat itu betul-betul sangat dibutuhkan dan diinginkan sebab
pada waktu itu keinginan mempuanyai namanya radio hanya impian belaka
saja. Sambutan pada waktu itu diminta agar pimpinan dari rombongan
penulis menerima hadiah tersebut namun pada saat itu beliau "Shekh
Muhammad Said" menunjuk saudara Acok sebagai perantara mewakili beliau,
dalam kesempatan itu Bapak Gubernur memberi nama kelompok pada rombongan
penulis dengan nama "Transmigrasi Spontan" yang pimpinannya ditunjuk
pula sebagai Pimpinan Sesepuh Transmigrasi Spontan.
Selanjutnya
pada tahun 1979, dapat lagi merebut juara 1 (Pertama) dalam perlombaan
Desa Tingkat Kabupaten. Dengan No : 19. tanggal 14 juli 1979. Dengan
demikian Desa Tangkit Baru semakin dekenal.
About Cucu Fetta Fuang
Adds a short author bio after every single post on your blog. Also, It's mainly a matter of keeping lists of possible information, and then figuring out what is relevant to a particular editor's needs.
Mengenai Saya
- Cucu Fetta Fuang
- jambi, Indonesia
- Cucu fetta fuang (asekku') berdarah bugis tulen, lahir dalam keluarga petani yang sederhana di sebuah Desa Tangkit Baru dimana tempatku itu mayoritas penduduknya suku bugis, saya menulis dan menyalin sejarah Desa Tangkit Baru dikarenakan saya mencintai kampung halamanku agar esok generasi yang akan datang dapat mengetahui sejarah berdirinya desa ini.
Tidak ada komentar: